Aku, Buku, dan Perjalanan Beradaptasiku: Sebuah Refleksi Atas Perjalanan Beradaptasi
Bagaimana Buku Menemani Perjalananku Beradaptasi?
Selama masa-masa berkuliah dan menyelesaikan skripsi di rumah, sangat
sulit bagi saya menemukan kehidupan seperti ‘dulu’: Berkumpul dengan
teman-teman untuk sekadar mengobrol dan bercanda atau hanya sekadar melepas
penat sambil bercerita tentang hidup. Ketiadaan sesuatu yang telah lama menjadi
kebiasaan ternyata memang sangat mengganggu. Setidaknya, itulah yang saya
rasakan dan alami. Namun ternyata ketidaknyamanan itu membuat saya terusik
untuk mencari bentuk baru.
Sendirian menghadapi waktu-waktu sulit itu, saya merasa membutuhkan
seseorang untuk bertukar pikiran atau sekadar menjadi tempat untuk bertanya
saja. Dalam hidup, kita selalu membutuhkan partner, bukan? Namun bagaimana jika
ternyata diri kita sendirilah yang harus menjadi partner yang tangguh untuk
diri kita sendiri?
Situasi dunia saat ini yang memang sedang tidak baik-baik saja. Apalagi
dilengkapi dengan usia saya di angka dua puluh satu tahun, maka lengkaplah
sudah. Saya yakin setiap orang pasti pernah melalui fase-fase kehidupan ini.
Ada begitu banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya. Dan saya
rasa, pertanyaan itu cukup menggelitik untuk membuat saya tetap terjaga hingga
pukul 02.00 dini hari, hanya untuk sekadar duduk dan memikirkannya di meja
belajar saya.
Saya ingat betul bahwa ada begitu banyak sekali godaan untuk menolak
mencari tahu jawaban atas pertanyaan itu. Tetapi pertanyaan itu begitu mengusik
dan membuat saya merasa tidak nyaman untuk berdiam diri saja. Ketidaknyamanan
itu menggerakkan diri saya untuk meraih buku-buku di dalam loker, dan menuntun
saya untuk mulai membacanya. Dari proses itu, saya kemudian membuat
catatan-catatan kecil dari penemuan dan pencerahan yang tiba-tiba muncul dalam
jalan berpikir saya. Saya mencatatnya di gawai saya supaya suatu saat bisa saya
baca kembali.
Mungkin proses itu tak kentara, tetapi saya yakin setiap pribadi telah
mengalami pengalaman yang begitu membahagiakan dan melegakan secara personal
ketika pertanyaan yang mengusik kita telah menuntun dan mengajak kita untuk
menjelajah dunia bersama dengan gagasan-gagasan yang telah berkenan dituangkan
dalam publikasi.
Membuat Saya Bertanya-Tanya: Apa yang Sedang Terjadi Pada Dunia?
Melalui buku, saya dituntun untuk menemukan jawaban itu. Mungkin memang
bukan sebuah jawaban final, tetapi saya yakin itulah proses pencarian yang
dialami oleh setiap dari kita sebagai manusia. Terima kasih atas kemurahan hati
untuk telah berbagi jawaban atau bahkan hanya sekadar menyampaikan pertanyaan
yang masih belum tuntas terjawab melalui tulisan-tulisan. Itu semua membuat saya
belajar untuk lebih memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi di dunia saat
ini, apa yang menjadi tantangan bagi saya dan generasi saya ke depan, serta apa
yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menghadapinya.
Di samping belajar untuk meneguk pesan dan informasi penting yang membuat saya bersiap untuk menghadapi dunia yang sebenarnya, saya juga belajar arti disiplin bersama dengan diri saya. Saya merumuskan suatu formula penting yang berguna untuk diri saya, “Disiplin artinya kembali pada tugas meskipun rasanya tidak ingin; dan berani berbesar hati untuk melupakan tugas itu sejenak meskipun kita benar-benar merasa ingin untuk memikirkannya”. Itu sungguh membantu saya untuk benar-benar hidup seutuhnya di saat ini. Membaca buku adalah suatu kebebasan: Kebebasan waktu, tenaga, dan pikiran; dan saya memutuskan untuk memilihnya.
. . .
#Menemani Melihat Dunia
Sama seperti saat saya baru bisa membaca untuk pertama kalinya ketika
berusia 3 tahun, saya merasa begitu terpesona melihat dunia yang ternyata
selama ini penuh dengan tulisan-tulisan yang bisa dibaca. Saya begitu terkesima
melihat dunia. Sampai-sampai, saat itu, setiap iklan dan tulisan yang saya
temui di sepanjang jalan selalu saya baca keras-keras dengan kagum, dan saya
tunjukkan rasa kekaguman akan dunia itu kepada orangtua saya. Mereka pasti
paham bahwa ini adalah bagian dari proses bertumbuh.
Rasa keheranan itulah yang sampai saat ini masih selalu saya rasakan
tiap kali melihat dunia dengan segala sesuatu yang baru di dalamnya. Bukan
sesuatu yang benar-benar baru sebenarnya; mereka sejatinya sudah lama ada di
dalam dunia yang saya hidupi sehari-hari. Hanya saja, saya baru menyadarinya
dan baru terbuka untuk melihatnya.
Tentu saya tidak berusia tiga tahun lagi sekarang. Namun, saya menyadari
bahwa pola bertumbuh, berkembang, dan belajar itu tetaplah sama. Saya tetap
manusia yang sama yang dipenuhi dengan rasa kagum dan heran terhadap dunia
seperti seorang anak kecil berusia tiga tahun yang kagum melihat dunia. Seorang
manusia yang sedang bertumbuh dan belajar; persis seperti itulah yang tengah
saya rasakan dan lalui saat ini.
. . .
Manusia Bertanya: Apa yang Terjadi di Dunia Ini?
Berangkat dari
suatu kecemasan, kekuatiran, dan ketakutan akan suatu hal yang berjalan tidak tepat dalam hidup, kita sebagai manusia senantiasa bertanya: Apa yang sedang terjadi di dunia ini? Menyadari
bahwa perubahan adalah sesuatu yang mesti terjadi secara pasti, rasanya kesadaran kita sangat tergelitik
untuk bertanya: Lantas, perubahan dan tantangan apa saja
yang telah menunggu kita untuk memecahkan jawabannya? Saya merasa bersyukur, Klaus
Schwab, pendiri dan ketua eksekutif Forum Ekonomi
Dunia, melalui bukunya Revolusi
Industri Keempat
(2019) dan juga Cracking
Zone (2010) yang dituliskan oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph.D menuntun dan membantu saya untuk memahami persiapan apa saja
yang harus dilakukan
untuk menyambut hari esok. Dalam tulisannya, beliau banyak berbagi tentang
bagaimana memetakan perubahan di abad 21. Meraba masa depan, membaca menjadi salah satu jalan
yang menuntun untuk menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan. Ini adalah salah satu buku ‘warisan’ Papah saya yang dibelinya ketika
saya masih berusia 10 tahun. Siapa yang tahu, bukan, bahwa saya ternyata akan
membutuhkannya setelah berselang 10 tahun kemudian?
#Kegagalan #ManusiaTerusTerkoneksi #SalingBelajar
Dalam pidato yang ia sampaikan pada hari wisuda di Universitas Harvard, alih-alih
menghentikan waktu untuk memaknai keberhasilan, J.K. Rowling, pengarang
novel serial Harry Potter, lebih memilih untuk mengajak kita merefleksikan bagaimana
memaknai hidup dan kegagalan. Pesan-pesannya yang menginspirasi kini
disampaikan sebagai buku Very Good Life (Hidup yang Sangat Baik): Jangan
Takut Gagal dan Berimajinasi (2018).
Saya menyadari betapa saya telah dituntun untuk belajar berani bangkit setelah mengalami kegagalan, kesedihan, kekecewaan, kesalahan yang telah saya buat, kejatuhan, dan masa-masa suram terberat yang saya lalui. Kemampuan kepekaan kita sebagai manusia memampukan kita untuk menangkap tanda-tanda itu dengan saling belajar melalui pengalaman yang berharga. Sama seperti cerita yang dikisahkan oleh Howard Schultz dan Joanne Gordon dalam Onward (2012), mereka dengan murah hati berbagi kisah perjalanan dan perjuangan tentang Bagaimana Starbucks Bertahan Hidup dan Bangkit Kembali tanpa Kehilangan Jiwanya. Juga Yakub Liman, mantan eksekutif ASTRA, yang sudah berkenan membagikan kisah perjuangan ASTRA in becoming the pride of the nation (2017).
#Mempelajari Hidup dan #Hal-hal yang Tak Terlihat
Buku-buku self-improvement menjadi teman saya dalam
#Mempelajari Hidup dan hal-hal yang
seringkali tidak terlihat namun ada dan hadir dalam kehidupan nyata kita sehari-hari.
Buku-buku Dale Carnegie dalam How to Win
Friends And Influence People in the Digital Age (2012); Sukses Menjalin
Relasi (2011); The 5 Essential People Skills: Menjadi Pribadi yang
Tegas, Mudah Memahami Orang Lain, dan Cakap Menyelesaikan Konflik (2009); serta
Petunjuk Menikmati Hidup dan Pekerjaan (1989) menjawab kegelisahan
saya akan keterampilan sosial dan cara berkomunikasi yang senantiasa dibutuhkan serta bagaimana cara untuk senantiasa mengasah kepekaan tersebut
dalam membangun relasi yang baik dengan orang lain, baik secara personal maupun
di dunia kerja.
Masih Belajar (2019) seperti Iman Usman, co-founder Ruangguru, saya pun diajak untuk
melihat hidup saya kembali dan merenungkan perjalanan hidup saya secara personal.
Apa saja yang sudah kulalui saat ini dan bagaimana aku memaknainya? “They
can define their own lives as they wish and live it to the fullest,” pesan
Kak Iman (h. 212). Bagi saya, itu adalah sebuah kalimat yang sungguh
melegakan diri saya; melepaskan saya dari segala belenggu kecemasan akan
tuntutan, dan mengingatkan saya untuk memegang kendali sepenuhnya atas diri
saya, dan memutuskan sendiri dengan bebas dan bertanggung jawab ke mana arah
dan tujuan saya mau berjalan dan melangkah.
Melalui novel fiksi anak-anak, perlahan saya juga belajar #Beradaptasi
pada waktu. Menyadari bahwa tetap
bermimpi dan berimajinasi adalah
suatu keberanian yang masih terus dibutuhkan dalam menghadapi hidup bahkan
ketika saya telah beranjak dewasa. Saya diajak kembali untuk #Menghargai nilai-nilai kebebasan, keberanian berimajinasi, kelugasan, dan kekaguman seperti anak
kecil. Saya bersyukur
karena nilai-nilai itu masih terus bersemai di antara kehidupan kita. Saya percaya, nilai-nilai
itulah yang akan senantiasa mengharumi hidup kita. Novel anak-anak yang disajikan oleh Enid Blyton dalam Lima Sekawan:
Sarjana Misterius (1980) menjadi pengingat bagi saya akan hal itu. Saya
sangat berterima kasih kepada teman saya, Jose, yang telah menghadiahkan
buku itu di ulang tahun ke-21 saya untuk menemani perjalanan beradaptasiku.
Meminjam ungkapan novelis Paulo Coelho (h. 48) dalam Seperti Sungai yang Mengalir (2006) yang menjadi buah pikiran dan renungannya, “Lagi-lagi
saya disadarkan bahwa keagungan Tuhan selalu menampakkan diri dalam hal-hal yang
sederhana." Bagi saya, salah satunya adalah menemukan teman dalam
perjalanan hidup saya beradaptasi dengan dunia dan diri saya sendiri. Teman yang menuntun kita dengan lembut dan hangat untuk melihat ke
dalam hidup kita kembali dan menanyakan, nilai-nilai apa saja yang kita hargai?
Dalam perjalanannya, kita sebagai manusia juga senantiasa rindu untuk mengenal kembali siapa diri kita. Seringkali perjalanan itu tidak mudah. Kita kesepian dan membutuhkan teman yang membimbing kita dalam perjalanan dan usaha mencari dan menemukan arti diri kita. Anthony De Mello, yang terkenal di seluruh dunia karena tulisan spiritualnya, dalam Mencari Tuhan Dalam Segala (2010) membantu saya untuk #Melihat Ke Dalam Diri saya. “Carilah Tuhan dalam segala sehingga seluruh dunia penuh dengan kehadiran cinta,” ungkap Anthony de Mello (h. v).
Memaknai perjalanan hidup dan hari-hari yang sulit ini, Iman Setiadi Arif, penulis dan akademisi di bidang psikologi, turut meneguhkan saya melalui apa yang ia sampaikan dalam Psikologi Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan (2016), “Segala sesuatu adalah anugerah yang membangkitkan rasa syukur, sehingga setiap peristiwa yang rutin pun disuyukuri dan dinikmati seolah hal tersebut pertama kali terjadi. Dengan demikian, seseorang dapat mengalami kembali kebaruan dalam segala sesuatu” (h. 145).
Terima kasih atas buku-buku yang telah membantu saya dalam membuka
wawasan dalam bidang studi yang saya tekuni. Secara personal, saya ingin
menyampaikan rasa terima kasih karena gagasan-gagasan itu telah menginspirasi
saya untuk ingin terus berkarya di bidang pangan. Terima kasih telah berkenan
membagikan pemikiran dan gagasan melalui tulisan-tulisan tersebut. Gagasan dan
pemikrian itu selalu membangun kembali gairah dan semangat antusiasme dalam
belajar. Seperti dalam Serangga Layak Santap (2018); Tanaman Kelor (2018); Gastronomi
Molekuler (2017); dan Mikrobioma
Usus: Peran Probiotik, Prebiotik, dan Paraprobiotik (2017), penulis
F.G. Winarno (profesor di bidang Ilmu Pangan dan Teknologi)
dan rekan mendorong diri saya untuk berani melihat dan memperhitungkan potensi
yang masih jarang kita jangkau sebelumnya di bidang pangan guna mendobrak dan menyelesaikan
tantangan yang kita hadapi bersama di bidang pangan, alam, kesehatan, dan
kesejahteraan hidup manusia.
Sebagai seseorang yang memutuskan untuk berkecimpung dan bergerak di
bidang pangan, melalui buku-buku F.G. Winarno, saya merasa diajak untuk
semakin kritis dan peka dalam melihat, menanggapi, dan menyikapi problematika
dan informasi di bidang pangan. Seperti melalui tulisan beliau mengenai Mi
Instan: Mitos, Fakta, dan Potensi (2016); dan Cabai: Potensi
Pembangunan Agrobisnis dan Agroindustri (2017) yang membuka wawasan dan pengetahuan, dan
lebih-lebih mengawal informasi yang benar bagi masyarakat. Tulisan-tulisan beliau sangat menginspirasi saya,
sebagaimana buah-buah pikiran karya F.G. Winarno dan rekan
dituangkan dalam tulisan dengan gaya bahasa dan alur yang mudah dipahami.
Penelitian-penelitian penting yang dilakukan di seluruh dunia senantiasa memerlukan sebuah wadah untuk bisa
menggapai dan meraih pikiran-pikiran dan hati manusia, bahkan hingga menyentuh kesadaran terdalam. Bukan hanya bagi pengembangan ilmu,
pengetahuan, dan teknologi untuk hidup manusia yang lebih baik, melainkan juga
pesan-pesan humanis yang disampaikan dalam bidang keahlian masing-masing di
mana kita berkarya, termasuk salah satunya adalah di bidang pangan. Dan dengan demikian, perubahan nyata di dunia benar-benar dapat terwujudkan bersama-sama
oleh karena kesatuan dan keterbukaan pikiran yang telah dimungkinkan dan diakomodasi. Perubahan
itu tidak lagi menjadi impian belaka melainkan menjadi sebuah impian yang tepat telah berada di
depan mata kita dan akan segera terjadi,
bahkan telah terjadi perlahan.
Menyadari bahwa usaha berkesinambungan senantiasa dibutuhkan dan tidak
boleh terputus antar generasi untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi
masyarakat Indonesia dan dunia, termasuk di dalamnya bidang pangan, antusiasme
dan keingintahuan untuk ingin terus belajar senantiasa dibutuhkan dan harus
selalu ditumbuhkan. Melalui ilmu, pengetahuan, pengembangan teknologi, inovasi,
dan terutama keberanian dan kesediaan untuk selalu mau bersikap terbuka akan
segala potensi-potensi dan kesempatan yang ada, saya percaya, kita akan mampu
menghadapi dunia yang penuh tantangan ini bersama-sama.
. . .
#Berjalan Menghadapi Dunia
Dunia senantiasa
terus bergerak, tetapi kita diberi kemampuan merabanya melalui pola-pola pengalaman dengan
saling belajar. Kita saling belajar menghadapi dunia yang berubah. Ketidaknyamanan itulah
yang membuat kita bergerak untuk mencari tahu jawabannya. Walau lintas waktu,
bahasa, budaya dan benua, perbedaan itu
tidak lagi menjadi sekat-sekat pembatas bagi gagasan yang akan terus melesat
dan menghubungkan seluruh hati dan pikiran manusia di mana pun berada.
Terima kasih, buku-buku yang telah menemani perjalanan beradaptasiku.
Tidak terbatas pada masa pandemi ini saja, saya merasa bersyukur dan ingin berterima
kasih atas kehadiran buku-buku yang telah menemani perjalanan saya dari tahun
ke tahun untuk beradaptasi dengan diri saya sendiri dan dengan dunia.
. . .
Gagasan Terus Berkelana Menginspirasi Dunia
Gagasan-gagasan yang telah dituliskan itu akan terus ada dan berkelana di dunia: tidak terbatas waktu, tempat, bahasa, ataupun budaya. Gagasan itu akan terus menginspirasi dunia
sampai menjangkau pribadi-pribadi yang meskipun saling berjauhan
(dalam tempat secara harafiah maupun waktu secara generasi), dan senantiasa menginspirasi
berbagai bidang sisi kehidupan dan sudut pandang.
Gagasan-gagasan itu
senantiasa perlu untuk terus dikomunikasikan agar senantiasa terhubung dan tersampaikan bahkan melintasi waktu dan generasi.
Sekali gagasan-gagasan
itu telah dipaparkan, maka selamanya gagasan-gagasan itu akan tetap ada dalam
perjalanan hidup manusia. Gagasan-gagasan itu turut berkecimpung dan bergelut
bersama dengan kehidupan kita dan dalam suka duka kita
sebagai manusia.
Mereka turut hadir mengiringi langkah kaki pasang naik dan surut kehidupan
manusia, serta menjadi penunjuk jalan bagi problematika dan tantangan yang kita hadapi bersama ke depan.
Gagasan itu menjadi penyampai pesan dan penunjuk jalan antar generasi.
Menuntun hidup manusia untuk misteri yang belum terpecahkan di masa depan, di saat ini, maupun di dalam garis
waktu ke belakang. Rasa ingin tahu senantiasa menuntun dan mengubungkan kita
melalui tulisan-tulisan itu. Inspirasi cerita
dari gagasan yang telah tertulis dan tersampaikan tak akan lekang oleh zaman.
Membaca buku-buku itu membuat saya menyadari apa saja yang mesti dipersiapkan untuk menata dan
menyambut masa depan. Pemahaman-pemahaman baru itu membukakan pandangan saya, menuntun saya untuk berani melihat dan menjadi lebih peka dalam
menanggapi langkah-langkah yang harus dipersiapkan. Terima kasih karena telah membantu saya
menemukan dan menyadari itu semua.
Proses perjalanan
hidup masih terus berlanjut; tidak pernah berhenti. Selama itu pula,
gagasan-gagasan akan terus lahir dan ada, menginspirasi satu pribadi dan
pribadi lainnya. Semua itu, pada akhirnya, adalah untuk mengetahui dan memahami betapa
hidup kita berarti.
. . .
Mengubah dan Menggubah Hati dan Hidup Manusia #BukuSebagaiTeman #Saling Terkoneksi
Sama seperti prinsip yang saya pelajari berulang-ulang dalam
bidang pangan yang menjadi latar belakang ilmu saya: Safe, nutritious,
and high quality foods should be available for everyone. Saya yakin begitu pula dengan gagasan, ilmu, dan pengetahuan yang “bernutrisi” dan “berkualitas tinggi” juga
harus tersedia dan harus dapat mudah diakses oleh siapa saja yang
membutuhkannya. Semuanya itu menjadi mungkin ketika kita saling terkoneksi bersama
melalui kolaborasi inovatif yang tak berbatas untuk menyambut tantangan dunia
di depan kita dengan penuh kegembiaraan, kemantapan, dan sukacita.
Publikasi menjadi sarana bagi ide-ide dan gagasan-gagasan itu untuk menyapa
dan menyentuh hati dan kesadaran terdalam masing-masing dari kita secara
personal dengan cara ajaibnya sendiri. Saya membayangkan, bagaimana jadinya
bila tidak ada jalan bagi ide-ide dan gagasan-gagasan hebat itu untuk mencapai
diri saya dan memungkinkan saya untuk bisa mengaksesnya? Sungguh kejam dan
mengerikan sekali jadinya dunia ini bila orang tidak dapat saling terkoneksi. Mungkin
peluang yang saya miliki untuk bisa bertemu langsung dengan orang-orang
bergagasan hebat seperti mereka sangatlah kecil. Terlebih lagi, saya mungkin
selamanya akan menjadi orang yang pesmis dalam melihat dunia dan tidak akan
pernah tahu bahwa betapa sesungguhnya ada begitu banyak orang yang peduli hadir
dan melingkupi saya di tengah-tengah dunia ini. Kenyataannya, saya tidak pernah
berjalan sendiri di dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan tantangan ini.
Kita adalah masyarakat dunia yang saling peduli satu sama lain. Kita
melewatinya bersama-sama dan mengatasi masalah itu bersama-sama. Walau terbatas
tempat, waktu, budaya, bahasa, dan generasi yang berbeda, kepedulian akan
selalu mencapai bentuknya dan menemukan jalannya untuk menyapa. Publikasi
adalah salah satu jalannya.
Selamat ulang tahun
ke-47, Gramedia Pustaka Utama. Terima kasih telah mengawal gagasan-gagasan
inspiratif yang berperan penting dalam mengubah dan menggubah dunia. Terima kasih telah hadir mengawal usaha-usaha bersama untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, dimulai dari inspirasi yang mengubah hati, kesadaran, dan
hidup masing-masing pribadi secara personal.
Lebih dari
itu, terima kasih telah menjadi teman yang tangguh dan
setia dalam menemaniku dan jutaan ribu orang lainnya dalam menempuh proses
adaptasi perjalanan hidup yang rumit, kompleks, dan tak mudah tentu saja. Terima kasih telah menjadi kawan seperjalanan
yang menemani kami dalam proses beradaptasi dengan lingkungan dunia yang senantiasa berkembang di segala aspek
dan bidang kehidupan, termasuk perubahan nilai-nilai sosial
dan tatanan kehidupan masyarakat
di dalamnya. Dan terima kasih telah menjadi teman seperjuangan dalam
merenungkan perjalanan hidup sebagai manusia, baik secara personal maupun dalam relasi komunal dengan alam dan
sesama.
Semoga kehidupan
yang lebih baik mampu kita usahakan dan ciptakan bersama melalui pijakan
perubahan kecil yang kita buat bersama hari ini dengan saling terkoneksi.
Jumat, 2 April 2021
Salam hangat,
Bernardine Agatha Adi Konstantia
. . .
Berikut merupakan daftar nama penulis lengkap dari buku-buku yang
diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (Jakarta) yang digunakan di
dalam artikel ini:
1.
Arif, Iman
Setiadi. 2016. Psikologi Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan.
2.
Blyton,
Enid. 1980. Lima Sekawan: Sarjana Misterius.
3.
Carnegie,
Dale & Associates, Inc. 2011. Sukses Menjalin Relasi.
4.
Carnegie,
Dale & Associates. 2012. How to Win Friends And Influence People in the
Digital Age.
5.
Carnegie,
Dale. 1989. Petunjuk Menikmati Hidup dan Pekerjaan.
6.
Coelho,
Paulo. 2006. Seperti Sungai yang Mengalir: Buah Pikiran dan Renungan.
7.
De Mello,
Anthony. 2010. Mencari Tuhan Dalam Segala.
8.
Kasali,
Rhenald. 2010. Cracking Zone.
9.
Liman,
Yakub. 2017. ASTRA on becoming Pride of The Nation.
10.
Rowling,
J.K. 2018. Very Good Life (Hidup yang Sangat Baik): Jangan Takut Gagal dan
Berimajinasi.
11.
Schultz,
Howard & Joanne Gordon. 2012. Onward: Bagaimana Starbucks Bertahan Hidup
dan Bangkit Kembali tanpa Kehilangan Jiwanya.
12.
Schwab,
Klaus. 2019. Revolusi Industri Keempat.
13.
Training,
Dale Carnegie. 2009. The 5 Essential People Skills: Menjadi Pribadi yang
Tegas, Mudah Memahami Orang Lain, dan Cakap Menyelesaikan Konflik.
14.
Usman,
Iman. 2019. Masih Belajar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
15.
Winarno,
F. G & Wida Winarno. 2017. Mikrobioma Usus: Peran Probiotik, Prebiotik,
dan Parapobiotik.
16.
Winarno,
F. G. & Sergio A. Ahnan-Winarno. 2017. Gastronomi Molekuler.
17.
Winarno,
F. G. 2016. Mi Instan: Mitos, Fakta, dan Potensi.
18.
Winarno,
F. G. 2018. Serangga Layak Santap.
19.
Winarno,
F. G. 2018. Tanaman Kelor.
20.
Winarno,
F. G., Eko Handayanto, dan Bustanul Arifin. 2017. Cabai: Potensi Pembangunan
Agrobisnis dan Agroindustri.